Rabu, 09 November 2011

Hakekat Pertandingan

Pertandingan adalah tempat untuk mencari prestasi dan pengakuan tentang siapa yang terbaik diantara peserta yang ikut dalam pertandingan.
Unsur kompetisi dan persaingan adalah hal yang tak dapat dihindari pada dua orang yang bertanding. yang keduanya berusaha mempertahankan untuk tidak saling menyerah dan mengalah begitu saja untuk mengakui bahwa lawannya lebih unggul.

Setiap peserta akan menggunakan berbagai macam teknik beladiri yang dimilikinya, seperti pukulan, tendangan bantingan, dengan tujuan agar bisa mengalahkan lawannya. Oleh karena itu cidera dalam bertanding seperti memar, terkilir atau lebih dari itu dapat terjadi.

Dalam pertandingan peserta akan terpaksa berpikir "aku" bukan "Orang lain". disini menampilkan adanya ego diri sendiri bahwa "Aku harus menang orang lain harus kalah".

Dalam suatu pertandingan memang tidak ada yangmenang tanpa adanya pihak yang kalah. dalam bentuk pertandingan saling mengalahkan itu kemudian ia keluar menjadi juara dan diakui sebagai pemenang, apa yang ia dapatkan dari kekalahan lawannya itu hanyalah sebuah pengakuan, kebanggaan, kepuasan, dan pujian. Namun apakah hanya untuk mendapat hal itu seseorang menundukan lawannya hingga cidera.....?

konsep yang paling mendasar dari beladiri adalah membela diri ketika diserang oleh lawan yang sesungguhnya, bukan lawan dalam pertandingan.

Hakekat beladiri adalah mencari keselamatan, bukan sebaliknya yaitu mencari masalah atupun keburukan. seharusnya berlatih beladiri adalh sarana untuk menempuh jalan kedamaian dan keselarasan hidup. bukan menjadikan seseorang menjadi seorang petarung.

Berlomba-lomba untuk mencari prestasi dalam kebaikan dan untuk tujuan meningkatkan kualitas suatu bidang disiplin ilmu adalh suatu kebaikan, namun prestasi bukanlah suatu yang terpenting dalam menapaki jalan keselarasan. selaras dengan orang ain membutuhkan pengertian, dan penegakan ego diri pribadi atas keberadaan orang lain.

Secara utuh, beladiri baik itu dilihat dari teknis fisik maupun segi konsep filosopi, sebenarnya bukanlah bentuk olahraga semata namun juga merupakan sebuah seni. Senitidak dapat dipertandingkan dengan menentukan siapa yang kalah dan menang dan tidak dapar diukur dengan sejumlah materi. Nilai rasa seni bukan semata-mata nilai bentuk lahiriah, apalagi kekuatan. Kalaupun olah gerak beladiri dipertandingkan, yang dipertandingkan adalah teknis lahiriahnya saja bukan filosofinya.

Perlu diingat, suatu kemenangan tidak akan langgeng selamanya, beladiri ini anda selalu memenangkan pertandingan, pada suatu hari nanti anda pasti akan ditaklukan oleh orang lain yang lebih kuat. Kalupun sekiranya anda adalah orang yang tak terkalahkan pada akhirnya andapun akan tunduk dan kalah kepada ajal.

Mengapa praktisi beladiri harus terjebak pada dualisme  kalah dan menang yang tiada akhir? dalam hidup jadilah orang yang selalu menjadi pemenang, namun kemenangan yang dimaksud adalah kemenangan terhadap nafsu da ego pribadi.

Musuh terbesar manusia sepanjang masa adalah ego dan nafsunya sendiri. Disinilah letak kemenangan sejati, dan kemenangan sejati tidak membutuhkan pengakuan dari siapapun. Kemenangan sejati itu adalah kemampuan mengalahkan ego dan nafsu pribadinya sendiri.

Kamis, 10/11/11 (MP UIKA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar